Model Kelembagaan Pengembangan Agrowisata Berbasis Agroindustri Kakao di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh

Authors

  • Fakhrurrazi Fakhrurrazi Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
  • Tajuddin Bantacut Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
  • Sapta Raharja Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

DOI:

https://doi.org/10.12695/jmt.2018.17.3.6

Keywords:

analitycal hierarchy process, business communication, kemitraan, strategi

Abstract

Abstrak. Kelembagaan memiliki peran utama dalam menentukan keterpaduan dan keberlanjutan pengembangan agrowisata berbasis agroindustri kakao dengan cara mengurangi ketidak teraturan melalui pembentukan suatu struktur yang stabil bagi interaksi manusia yang terlibat didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model kelembagaan pengembangan agrowisata berbasis agroindustri kakao yang ideal dengan pendekatan sistem menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Input data berasal dari panel pakar ahli berjumlah lima orang berlatar belakang akademisi, peneliti, praktisi, dan dinas terkait. Hasil penelitian menunjukkan skenario yang dipilih untuk model kelembagaan agrowisata berbasis agroindustri kakao adalah model lembaga kemitraan. Model lembaga kemitraan diyakini lebih efektif dalam mencapai tujuan utama pengembangan agrowisata berbasis agroindustri yaitu menumbuhkan ekonomi masyarakat lokal berbasis teknologi melalui pengintegrasian usaha yang terpadu dan berkelanjutan. Dalam pencapaian tujuan tersebut juga diperlukan peran aktif dan sinergisitas dari berbagai stake holder yang terlibat seperti pengelola, perguruan tinggi, dinas terkait, kelompok tani serta lembaga keuangan. Disamping itu perlu juga diperhatikan aspek-aspek yang mempengaruhi pengembangan seperti potensi pasar, ketersediaan sumberdaya manusia dan teknologi, kebijakan pemerintah, serta dukungan kelembagaan.

Kata kunci: Analitycal hierarchy process, business communication, kelembagaan, kemitraan, strategi


Abstract. Institutional has a major role in determining the integrity and sustainability of agro-tourism based on cocoa agroindustry development by reducing the irregularity through the establishment of a stable structure for human interaction involved. This study aimed to produce an institutional model of agro-tourism based on ideal cacao agroindustry development with system approach using Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Input data came from a panel of experts consisting of five people with academic, researchers, practitioners, and related departments background. The result of the research showed that the chosen scenario for agro-tourism based on cacao agroindustry institutional model was the model of partnership institution. The partnership institution model was believed to be more effective in achieving the main objective of agro-tourism based on agroindustry development that was develop the local community economic based on technology through the bussiness integration and sustainable. In achieving these objectives also required the active role and synergicity of various stakeholders involved such as managers, universities, related agencies, farmers groups and financial institutions. Besides, it should also be considered aspects that affected the development such as market potential, availability of human resources and technology, government policy, and the institutional support.

Keywords: Analytic hierarchy process, business communication, institutions, partnership, strategy

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, S. (2012). Rekayasa sistem pengembangan agrowisata berbasis masyarakat. [Disertasi]. Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor (ID).
Abdullah, S., Ma’arif, M.S., Husaini, M., Bantacut, T., & Avenzora, R. (2012). Identifikasi dan solusi dalam pengembangan agrowisata berbasis masyarakat studi kasus di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan. Jurnal Teknologi Industri Peranian, 22 (1),15-2.
Budi, L.S., Ma’arif, M.S., Sailah, I., & Raharja, S. (2009). Strategi pemilihan model kelembagaan dan kelayakan finansial agroindustri wijen. Jurnal Teknologi Industri Peranian, 19 (02), 56-64.
Djamhari, C. (2004). Orientasi pengembangan agroindustri skala kecil dan menengah; rangkuman pemikiran, kementerian koperasi dan UKM RI. Jurnal Infokop, 25 (20), 121-132.
Djamudin, Fauzi, A.M., Arifn, H.S., & Sukardi. (2013). Studi pengembangan agroindustri dan agrowisata terpadu di daerah aliran sungai (DAS) kali Bekasi Kabupaten Bogor. Jurnal Teknologi Industri Peranian, 22 (3), 151-163.
Dwikorawati, S.S. (2012). Model kebijakan pengelolaan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan di kawasan puncak Kabupaten Bogor. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Eriyatno. (2003). Ilmu sistem. meningkatkan mutu dan efektifitas manajemen. Bogor (ID): IPB Press.
Eriyatno & Sofyar. (2007). Riset kebijakan, metode penelitian untuk pascasarjana. Bogor (ID): IPB Press.
Fadhil, R., Maarif, M.S., Bantacut, T., & Hermawan, A. (2017a). A review on the development strategies of agro-industrial institutions in Indonesia. Asian Journal of Applied Sciences, 5 (4): 747-763. doi: 10.24203/ajas.v5i4.4877
Fadhil, R., Maarif, M.S., Bantacut, T., & Hermawan, A. (2017b). Model strategi pengembangan sumber daya manusia agroindustri kopi Gayo dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Jurnal Manajemen Teknologi, 16 (2), 141-155. doi: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2017.16.2.3.
Fadhil, R., Maarif, M.S., Bantacut, T., & Hermawan, A. (2018). Situational analysis and intervention strategy for gayo coffee agroindustry institution in Indonesia. Journal of Food, Agriculture & Environment, 16 (1), 31– 40. doi : https://doi.org/10.11118/actaun201866020487
Fajar, U. (2006). Kemitraan usaha perkebunan: perubahan struktur yang belum lengkap. Jurnal Forum penelitian agroekonomi, 24 (1), 46-60.
Fathoni, A. (2006). SDM merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia. Bandung (ID): Rineka Cipta.
Haris, U. (2006). Rekayasa model aliansi strategis sistem agroindustri crumb rubber. [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor (ID).
Hendrayanti, E. (2011). Inovasi efektif: upaya mempertahankan dan menangkap pasar potensial. Jurnal Ilmiah Ekonomi Manajemen dan Kewirausahaan, 5 (1), 91-102.
Indarti, E. (2007). Efek pemanasan terhadap rendemen lemak pada proses pengepresan biji kakao. Jurnal Rekayasa Kimia Lingkungan, 6 (20), 50-54.
Indraningsih, K.C., Ashari, & Friyanto, S. (2008). Strategi pengembangan model kelembagaan kemitraan agribisnis hortikultura di Bali. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (SOCA), 8 (2), 1-18.
Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing management: analysis, planning, implementation, and control. 13th edition., Prentice-Hall.
Kusnandar. (2006). Rancang bangun model pengembangan industri kecil jamu [Disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor (ID).
Lobo, R.E., Goldman, G.E., & others. (1999). Agricultural tourism: agritourism benefits agriculture in san diego county, California Agriculture, University of California.
Marlina, L. (2015). Manajemen sumber daya manusia (SDM) dalam pendidikan. Jurnal Istinbath, (15), 123-139.
Nasution, RA., Juanda D., dan Rachmah, R. (2009). Studi literatur tentang komersialisasi teknologi di perguruan tinggi: proses, potensi, model dan aktor. Jurnal Manajemen Teknologi, 8 (2), 1-29.
Nasution, M. (2002). Pengembangan kelembagaan koperasi pedesaan untuk agroindustri. Bogor: IPB Press.
Regattieri, A., Gamberi, M., & Minzir, R. (2007). Traceability of food product: general framework and experimental evidence. Jurnal Food enginering, 81: 347-356.
Saaty, T.L. (1991). Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Jakarta (ID): Pustaka Binaman Pressindo.
Syam, H., Ma’arif, M.S., Eriyatno, Sailah, I., Machfud, & Didu, M.S. (2006). Rancang bangun model strategi sistem penunjang keputusan pengembangan agroindustri berbasis kakao melalui model jejaring usaha. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 16 (1), 18-27.
Tewu, M.E. (2015). Peranan sumber daya manusia dalam meningkatkan aktivitas kelompok tani di Desa Tember. Journal Acta Diurna, 4 (3).
Utama, G.B.R. (2012). Agrotourism as an alternative form of tourism in Bali. International Conference on Sustainable Development (ICSD), Bali, Indonesia; DOI:10.13140/2.1.4883.0725.
Valitov, S.M., & Khakimov, A.K. (2015). Innovative potential as a framework of innovative strategy for enterprise development. International Conference on Applied Economics, ICOAE 2015, 2-4 July 2015, Kazan, Russia.
Yusriana, & Jaya R. (2015). Karakteristik mutu spesifik kakao Aceh: fisik, kimia dan sensori. Seminar Riset dan Standarisasi Industri V (hal 1-9). Banda Aceh 11-12 November.
Yusriana, Yandra, A., Sapta, R., & Haryadi, P. (2016). Analisis titik-titik kritis ketelusuran pada rantai pasok kakao Aceh. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 26 (1), 31- 40.
Zulfiandri & Marimin. (2012). Strategi pengembangan agroindustri kakao berbasis kelompok tani di Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Inovisi, 8 (1), 1-13.

Downloads

Submitted

2018-06-03

Accepted

2018-12-10

Published

2018-12-10

How to Cite

Fakhrurrazi, F., Bantacut, T., & Raharja, S. (2018). Model Kelembagaan Pengembangan Agrowisata Berbasis Agroindustri Kakao di Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen Teknologi, 17(3), 244–260. https://doi.org/10.12695/jmt.2018.17.3.6

Issue

Section

Articles